
By NV | 27 Agustus 2025
Di balik setiap aplikasi populer yang digunakan jutaan orang setiap hari, terdapat tantangan besar untuk menjaga agar sistem tetap berjalan tanpa gangguan. Downtime sekecil apa pun bisa berdampak pada reputasi dan kerugian bisnis. Inilah mengapa Site Reliability Engineering (SRE) menjadi disiplin penting dalam memastikan aplikasi berskala besar tetap stabil sekaligus mampu berkembang mengikuti kebutuhan pengguna.
Apa itu SRE?
Site Reliability Engineering (SRE) adalah disiplin yang memadukan prinsip rekayasa perangkat lunak dengan praktik operasional untuk memastikan keandalan, skalabilitas, dan efisiensi layanan — terutama dalam aplikasi berskala besar. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Google pada tahun 2003 sebagai respons terhadap tantangan kompleksitas dan pertumbuhan sistem mereka.
Prinsip dan Kerangka Kerja Utama
Beberapa prinsip inti yang dipegang oleh SRE meliputi:
– SLI, SLO, dan Error Budget
SRE beroperasi menggunakan metrik (SLI) dan menetapkan target (SLO) untuk mengukur kesehatan sistem. Error budget memungkinkan keseimbangan antara inovasi dan stabilitas.
– Otomatisasi dan Eliminasi Toil
Tugas manual berulang harus diotomatisasi untuk memungkinkan tim fokus pada tugas strategis dan inovatif.
– Observability (Logs, Metrics, Traces)
Observability lebih dari sekadar monitoring: mencakup log, metrik, dan jejak (LMNT) untuk memudahkan diagnosis insiden dan memahami akar permasalahan.
– Budaya Postmortem Tanpa Menyalahkan (Blameless Postmortem)
Setelah insiden, tim melakukan evaluasi tanpa mencari kesalahan individu, fokus pada proses dan perbaikan sistemik.
– Infrastructure as Code & Deployment yang Cermat
Infrastruktur dikelola via kode (IaC), dengan teknik seperti canary release dan feature flags untuk uji rilis terbatas sebelum penerapan penuh.
– Chaos Engineering
Metode seperti Chaos Monkey digunakan untuk menguji ketahanan sistem secara proaktif dalam kondisi kegagalan terkendali.
Keterampilan dan Fungsi dalam Aplikasi Skala Besar
Untuk skala besar, peran SRE mencakup sejumlah tanggung jawab penting:
– Monitoring, Respons Insiden, dan Kapasitas
SRE monitoring layanan, merespons insiden secara efisien, melakukan perencanaan kapasitas, dan mengelola infrastruktur produksi dan pengembangan.
– Pemahaman Penuh terhadap Infrastruktur & Aplikasi
Seorang SRE perlu memahami alur kerja serta dependensi aplikasi agar dapat menganalisis dan menanggapi permasalahan hingga dasar permasalahan.
– Analisis Pasca-Insiden
SRE bertugas melakukan postmortem, memperbaiki proses, dan mendorong perbaikan untuk mencegah insiden serupa.
– Kolaborasi Antartim (Dev, Ops, Bisnis)
SRE menjadi penghubung antara tim development, operasi, dan manajemen untuk memastikan baik keandalan teknis maupun pemenuhan ekspektasi pengguna.
Mengapa SRE Penting untuk Aplikasi Skala Besar?
a. Menekan Dampak Downtime
Downtime pada layanan digital dapat mengakibatkan kerugian finansial besar dan merusak reputasi. SRE membantu mempercepat tanggapan insiden dan mengurangi downtime.
b. Skalabilitas dan Efisiensi Biaya
Melalui otomatisasi dan pengelolaan kapasitas, SRE mendukung ekspansi sistem tanpa menambah beban manual — sehingga lebih efisien dan hemat biaya.
c. Visibilitas dan Keputusan Berdasarkan Data
Pemantauan menyeluruh memungkinkan insight ke dalam performa sistem, mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan cepat.
d. Mendukung Transformasi Cloud Native
Arsitektur cloud dan microservices membawa kompleksitas operasional. SRE mendukung inovasi dengan memastikan ketahanan tanpa menambah beban operasional kepada DevOps.
e. Praktik dan Alat Umum dalam SRE
Berikut beberapa alat dan praktik yang sering digunakan oleh tim SRE:
– Monitoring & Manajemen Insiden: PagerDuty, OpsGenie, VictorOps, Prometheus, Grafana, Datadog.
– Kontainerisasi & Orkestrasi: Docker, Kubernetes.
– Chaos Engineering Tools: Chaos Monkey, Gremlin, Chaos Toolkit.
– Manajemen Konfigurasi & CMDB: Konsul, penyimpanan konfigurasi terpusat, kontrol versi melalui Git.
Ringkasan Tabel
Referensi
1. Pengertian & manfaat SRE untuk bisnis (EduRush!, Arvis)
2. Prinsip praktis: observability, automate, error budget, postmortem (KOMPASIANA)
3. Manfaat sistematis, visibilitas, skala, respons insiden (IBM, CabSeo)
4. Praktik & tool SRE (Techesi)
5. Perspektif peran di aplikasi skala besar di media lokal (kumparan)